Misteri Peradaban Suku Maya



Misteri peradaban suku maya

Di semenanjung Yucatan, Amerika Tengah , hiduplah sebuah suku yang sangat terkenal dengan ilmu perbintangannya. Suku itu bernama suku maya. Sekitar tahun 250 – 925 M ( zaman batu ), suku ini mencapai kejayaan dibidang teknologi. Tidak hanya itu , suku ini juga sangat terkenal karena  karya dan peradaban uniknya. Suku ini mampu menciptakan bangunan unik yang mereka sebut Chichen Itza. Selain bangunan uniknya, suku ini juga terkenal dengan pengetahuannya di bidang pertanian, sebagai contohnya adalah Kanal Drainase yang dibuat untuk mengairi sawah – sawah mereka. Mereka juga menciptakan sumur yang disebut cenotes, padahal ketika itu peradaban dunia belum mengenal teknologi.



Suku Maya adalah mesyarakat asli lembah Yucatan, yaitu sebuah lembah yang terletak di selatan Meksiko dan Guatemala. Suku ini merupakan bekas peninggalan sejarh misterius yang berada di dalam hutan belantara yang terpencil dan sepi. Namun ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa suku ini mempunyai hubungan yang sangat erat dengan bangsa Tiongkok dan Mongol di belahan bumi lain yang jauh. Peninggalan batu raksasa dan karya seni suku Maya jauh melibihi kehebatan teknologi masa kini.



Penghuni asli lembah Yucatan adalah orang berkulit cokelat dan berambut hitam. Suku Maya sudah tinggal di Lembah Yucatan sejak 3000 tahun sebelum Masehi. Sampai sekarang suku ini masih ada dan tinggal di Lembah Yucatan. Lembah Yucatan terletak dibatas dearah tropis tepatnya di 10 – 22 derajat Lintang Utara. Matahari bersinar terang sepanjang hari di Lembah Yucatan. Udaranya panas dan lembab. Hujan turun selama 6 bulan sepanjang bulan Mei sampai Oktober. Sedangkan musim kemarau berlangsung selama bulan November hingga April. Di daerah tropis tanaman tumbuh sangat cepat. Oleh karena itu, lembah Yucatan penuh hutan yang sungguh lebat. Lembah ini tidak banyak mempunyai ari. Ari tanahnya bisa diperoleh setelah menggali sumur sedalam 500 m. Suku Maya kuno hanya  dapat memperoleh air dari hujan dan rawa – rawa di hutan. Mereka harus menebang dan membakar hutan agar tersedia tanah untuk menanam jagung. Jagung ditanam saat tanah gembur yang terkena air hujan. Untuk mengairi kebun jagung, mereka membuat saluran air dari rawa.



Namun sayangnya tanah Lembah Yucatan kurang subur sehingga hanya bisa ditanami selama tiga kali panen. Setelah panen ketiga, suku Maya kuno harus menebang hutan dan menunggu hujan tiba. Mereka harus mengetahui waktu musim hujan tiba. Sebab jika mereka terlambat menyiapkan kebun jagung maka mereka bisa kehabisan bahan makanan. Itulah sebabnya mereka berusaha menandai waktu musin hujan tiba dengan melihat tanda – tanda alam di sekitarnya.



Saat itu di sekitar suku Maya kuno ada pohon, binatang, dan langit dan manakah yang dijadikan penanda datangnya hujan ? ternyata musim hujan ditandai dengan gerak matahari, bulan , dan bintang. Benda – benda langit ini menjadi penanda musim bagi mereka. Hasil pengamatan mereka sangat tepat meskipun dilakukan dengan mata telanjang. Mereka merupakan pengamat langit yang hebat.



Sebagaimana bangsa – bangsa kuno lainnya suku Maya sangat percaya terhadap kekuatan dewa. Mereka mempunya dewa – dewa dengan kekuatan masing- masing , misalnya dewa hujan , dewa bumi dan lain sebagainya. Mereka sering melakukan ritual – ritual untuk memuja dewa – dewa tersebut , seperti mempersembahkan buah kakao ( coklat ) hasil panen. Mereka sangat mempercayai bahwa buah kakao adalah buah kesukaan para dewa.



Selain itu , suku Maya juga sering kali melakukan ritual – ritual yang mempersembahkan tumbal manusia. Konon tumbal yang mereka berikan untuk dewa ialah anak laki – laki yang masih kecil. Namun ada juga yang mempercayai bahwa tumbal yang diberikan kepada para dewa adalah gadis perawan yang masih kecil.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »